STAKEHOLDER MEETING II Lingkar Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat Berdampak Dalam Mendukung Reformasi Birokrasi Tematik “Pegentasan Kemiskinan”

Jakarta, 20 November – Politeknik STIA LAN JAKARTA melaksanakan kegiatan Stakeholder Meeting II dengan tema Lingkar Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat Berdampak dalam Mendukung Reformasi Birokrasi Tematik “Pegentasan Kemiskinan”, kegiatan ini bertujuan untuk melanjutkan kerja sama dan kolaborasi pengabdian masyarakat berdampak untuk melawan kemiskinan di Indonesia.

Kegiatan Stakeholder Meeting II ini dihadiri oleh Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA. selaku Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (KKIAN) LAN RI sebagai pengarah dan pembuka acara, dan juga dihadiri oleh beberapa narasumber seperti, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, lalu narasumber yang kedua yaitu Dra. Dewi Yuliani, MP., selaku Direktur Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Pedesaan, serta Dervy Diana, M.Si., sebagai Kasubdit,Fasilitasi Lembaga Posyandu dan Erwin Mawandi, ST., MT. selaku Sekretaris Bappeda Kabupaten Tangerang.

Kegiatan Stakeholder Meeting II ini diawali dengan laporan kegiatan oleh Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. selaku Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, dalam laporannya, Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta mengatakan bahwa ia sangat berharap kegiatan ini dapat membuahkan diskusi dan menjalin kerja sama yang lebih intens dengan para pihak terkait. Pada bulan ini, program Lingkar Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat (LINGKOMPAK) telah berlangsung di Desa Cikasungka dan Desa Cikareo, kedua desa ini termasuk daerah dengan Indeks Ketahanan Ekonomi terendah pada tahun 2022, yaitu 0,383 untuk Desa Cikasungka dan 0.433 untuk Desa Cikareo. Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta juga mengatakan bahwa sebelum kita melihat yang jauh, kita juga harus memperhatikan daerah di sekitar kita, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. juga berharap bahwa Politeknik STIA LAN Jakarta berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam kegiatan pengabdian masyarakat, mendukung pembangunan desa dan kelompok sasaran secara kolaboratif. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Kemudian kegiatan dibuka oleh Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA., dalam sambutannya ia mengatakan era saat ini adalah era Berdampak, karena selain membuat output, kita juga harus membuat dampak ataupun perubahan yang signifikan dari yang sebelum kita lakukan, Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA. juga berpesan untuk Politeknik STIA LAN Jakarta untuk tidak merancang program PKM yang biasa-biasa saja, tetapi harus bisa membuat program PKM yang Berdampak bagi bangsa, karena semenjak Indonesia merdeka, masih banyak desa tertinggal, yang berarti menunjukkan bahwa pembangunan desa belum maksimal. Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA., juga menyebutkan bahwa tahun 2045 merupakan tahun Indonesia Emas, maka dalam jangka waktu 22 Tahun bisakah Indonesia menjadi bebas dari Kabupaten dan Desa tertinggal? Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA., berharap untuk terus memperkuat kolaborasi dalam Pengabdian Kepada Masyarakat ini dan memberikan dampak positif yang signifikan melalui LINGKOMPAK.

Penjelasan lebih rinci mengenai LINGKOMPAK kemudian disampaikan oleh Dr. Mala Sondang Silitonga, MA., yaitu LINGKOMPAK melatarbelakangi urgensi rencana proyek perubahan, implementasi Reformasi Birokrasi yang diarahkan pada salah satu dari 4 aspek tematik, yaitu RB Pengentas Kemiskinan. LINGKOMPAK merupakan program inovatif dan kolaboratif yang bertujuan untuk mendorong pengentasan desa miskin melalui pendampingan desa. Melalui LINGKOMPAK, LAN mengembangkan jaring kolaborasi multi-stakeholder dalam rangka percepatan pembangunan di desa miskin ekstrim serta mengatasi masalah krusial yang dihadapi oleh desa. LINGKOMPAK menitikberatkan pada pendampingan desa mitra dan kelompok sasaran secara kolaboratif. Kolaborasi yang dilakukan ada tiga layers. Pertama, lingkaran internal yaitu kolaborasi seluruh civitas akademik, antar Poltek, antar Satker dan Unit di bawah Lembaga Administrasi Negara. Kedua, lingkar sesama instansi pemerintah yaitu kolaborasi antara Poltek dengan berbagai instansi pemerintah daerah. Ketiga, lingkaran dengan stakeholders lain yaitu kolaborasi yang melibatkan NGO, Internasional, Swasta, dan BUMN/D.

Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari para narasumber yang dimana narasumber Pertama yaitu Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd. merasa senang dan sangat terbuka untuk berkolaborasi pada kegiatan PKM Berdampak ini, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd., memaparkan hasil hasil kolaborasi yang telah dilaksanakan oleh BPSDM dengan beberapa perguruan tinggi dengan hasil yang berdampak bagi masyarakat desa, ia mengambil contoh hasil kolaborasi di Desa Karang Indah, Banjarmasin seperti :

  1. Tersedianya media Informasi berupa Website Desa
  2. Tersedianya Aplikasi Layanan Persuratan berbasis Online
  3. Tersedianya data dan informasi potensi desa di Website
    Selain di Kampung Inggris masih terdapat beragam kolaborasi yang dilakukan BPSDM yang memiliki hasil capaian yang berdampak bagi masyarakat desa.

Selain di Kampung Inggris masih terdapat beragam kolaborasi yang dilakukan BPSDM yang memiliki hasil capaian yang berdampak bagi masyarakat desa.

Lalu disambung dengan pemaparan yang dilakukan oleh narasumber kedua yaitu Dra. Dewi Yuliani, MP., ia memaparkan tentang Kemiskinan Ekstrim di Desa, setelah itu dilanjut dengan memperlihatkan target penurunan kemiskinan desa yang pada tahun ini berada di angka 12,2 % lalu harus bisa menurun pada tahun 2024 agar sampai pada angka 9,9% sehingga harus ada upaya yang lebih unuk mencapai target tersebut. Dra. Dewi Yuliani, MP., juga merasa terbuka untuk bersinergis dengan Politeknik STIA LAN Jakarta, karena dapat mengembangkan riset dan inovasi, serta membantu dalam social mapping dan perencanaan program desa.

Setelah itu Dr. Rr. Dervy Diana, M.Si., sebagai narasumber ketiga menyampaikan bahwa Fenomena urbanisasi masyarakat dari Desa menuju ke Kota untuk mencari pekerjaan menyebabkan desa kekurangan Sumber Daya Manusia yang produktif, disamping itu para pelaku urbanisasi nyatanya tidak mampu bersaing sehingga melakukan pekerjaan-pekerjaan unskilled sehingga menyebabkan desa semakin tertinggal. Dalam paparannya ia juga menyampaikan arah kebijakan dari Kemendagri untuk Terwujudnya PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA melalui Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) dengan eksistensi regulasi serta KOLABORASI antar pemangku kepentingan (nasional & internasional) yang kondusif dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan bagi para aparatur desa yang dilaksanakan secara terencana, terarah, terukur, terstandar, yang berkelanjutan di seluruh Desa wilayah NKRI.

Lalu pemaparan keempat dilakukan oleh Erwin Mawandi, ST., MT., yang paparannya berisikan tentang pentingnya berkolaborasi serta memaparkan hasil dari kolaborasi Bappeda Kab. Tangerang, dengan Stakeholder lain, Erwin Mawandi, ST., MT. Memprlihatkan hasil dari kolaborasi yang berdampak baik serta positif bagi masyarakat di sekitar Kab. Tangerang. Setelah sesi pemaparan berlangsung, kegiatan Stakeholder Meeting ini di lanjut dengan Forum Group Discussion serta di tutup dengan foto bersama.

Share this:
https://esdm.riau.go.id/web/logs1/