DZIKRUL MAUT (MENGINGAT KEMATIAN).

Lembaga Administrasi Negara (LAN RI) menyelenggarakan Do’a Bersama selesai apel kebangsaan pagi setiap hari Senin, pagi ini yang menjadi host pada Do’a Bersama ini adalah Politeknik STIA LAN Jakarta, menghadirkan penceramah yaitu Ustadz Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, diikuti seluruh muslim dan muslimah pegawai LAN RI, yang diselenggarakan daring via Zoom, Senin 1 November 2021.

Pada pengantarnya Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Prof.Dr. Nurliah Nurdin, MA., mengucapkan terimakasih atas kesediaan Ustadz Ma’mun Murod, yang telah berkenan memberikan tausiyah pada acara Do’a Bersama ini. Nurliah mengatakan sangat penting tema yang disampaikan yaitu Dzikrul Maut atau mengingat kematian, karena setiap diri kita ini pasti akan menemui kematian, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَا كَا نَ لِنَفْسٍ اَنْ تَمُوْتَ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَ مَنْ يُّرِدْ ثَوَا بَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۚ وَمَنْ يُّرِدْ ثَوَا بَ الْاٰ خِرَةِ نُؤْتِهٖ مِنْهَا ۗ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِيْنَ

“Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
(QS. Ali ‘Imran: Ayat 145)

Selanjutnya dalam penyampaian materinya Ustadz Ma’mun Murod menyampaikan setiap umat mempunyai ajal atau batas waktu, apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. Sesuai firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.”
(QS. Al-A’raf: Ayat 34)

Selanjutnya ustadz Ma’mun Murod mengatakan manusia hendaknya senantiasa bersyukur kepada Allah SWT dalam keadaan lapang maupun sempit, karena barangsiapa yang bertakwa kepada Allah SWT maka Allah SWT akan memberikan jalan keluar kepadanya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka

فَاَ مَّا الْاِ نْسَا نُ اِذَا مَا ابْتَلٰٮهُ رَبُّهٗ فَاَ كْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗ ۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْۤ اَكْرَمَنِ 

“Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, Tuhanku telah memuliakanku.”
(QS. Al-Fajr: Ayat 15)

وَاَ مَّاۤ اِذَا مَا ابْتَلٰٮهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ  ۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْۤ اَهَا نَنِ 
“Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Tuhanku telah menghinaku.”
(QS. Al-Fajr: Ayat 16)

Untuk itu manusia harus lebih banyak bersyukur kepada Allah SWT, kemudian meningkatkan beribadah kepada Allah SWT, dan berhubungan baik dengan manusia.
Hubungan dengan Allah, Hablum Minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ), Hablum Minannas (حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ).
Hablum Minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ). Beriman kepada Allah SWT, beriman dan bertakwa melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan Allah SWT.
Sedangkan Hablum Minannas (حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ).
Adalah hubungan baik dengan sesama manusia, harmoni sosial dengan tetangga, teman kerja, lingkungan dll, kata ustadz Ma’mun Murod.

Dengan itu semoga kita mendapatkan akhir yang baik yaitu Husnul Khatimah, tutup ustadz Ma’mun Murod.

Bertindak sebagai moderator pada Tausiyah Ini adalah Dr. Ridwan Rajab, M.Si., Dosen Politeknik STIA LAN Jakarta.

Share this:
https://esdm.riau.go.id/web/logs1/