Jakarta, 27 Oktober 2022—Memenuhi undangan dari Direktorat Sosialisasi dan Komunikasi sebagai Narasumber dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia dengan tema Identifikasi Distrosi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila melalui Media Sosial. Kali ini, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA. memberikan materi pada sesi kedua dengan judul Upaya Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Media Sosial. Kegiatan yang terbagi antara dua sesi ini dinarasumberi oleh Ismail Fahmi, PhD selaku Direktur Media Kernels Indonesia, Mohammad Syafi Alielha sebagai Pegiat Media Sosial, Rudy Andanu selaku Media & Communications Professional, Dr.Juri Ardiantoro, M.Si (Deputi IV Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kantor Staf Kepresidenan), dan Alfi Rahmawati S.KPm., M.Si. yang merupakan seorang Akademisi.
Di dalam paparannya, Prof. Dr. Nurliah Nurdin menyampaikan beberapa kasus, manfaat dan tantangan dalam menggunakan Sosial Media sebagai komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Disebutkan dalam materinya beberapa fungsi Sosial Media yaitu: Communication, Engagement, Transparency, e-Participation, dan e-Government. Ia juga memaparkan beberapa tipe-tipe Media Sosial yang digunakan oleh masyarakat.
Pada penjelasan berikutnya, Nurliah Nurdin menjabarkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh Pemerintah dalam menggunakan Sosial Media sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan kebijakan dan informasi-informasi penting. Keuntungannya antara lain meningkatkan efisiensi dan produktifitas, meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan pembuatan kebijakan, penguatan demokrasi lokal dan yang terakhir adalah kolaborasi dan manajemen pengetahuan.
Nurliah Nurdin juga memberikan contoh-contoh penggunaan Media Sosial di beberapa negara di dunia. Pada tahun 2005, 53% pemerintah daerah Yunani menggunakan situs web untuk berkomunikasi dengan warganya. Sedangkan di Cina, mereka menerapkan microblogging di sektor publik didorong oleh 4 faktor: Kelembagaan, Yurisdiksi, Atribut Kepemimpinan, dan Legitimasi Institusional. Tidak hanya itu, Nurliah Nurdin juga mengemukakan hasil survey tentang profil pengguna media sosial sebagai sumber berita di Indonesia yang menunjukkan bahwa Whatsapp menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan. “Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah untuk menghadapi situasi ini adalah menentukan perencanaan strategis, manajemen yang efektif beserta dengan tujuan yang efektif pula. Komputasi sosial dapat mendorong tahap selanjutnya dari pertumbuhan dan interaktivitas e-government.” tutur Nurliah Nurdin.
Di penghujung paparannya, Prof. Dr. Nurliah Nurdin menunjukkan upaya-upaya untuk membumikan Pancasila melalui Media Sosial yaitu dengan menghadirkan konten kreatif, melaksanakan perlombaan di media sosial, menggandeng influencer dan youtuber yang menjunjung tinggi nilai pancasila. Terakhir, ia memberikan sedikit insight tentang beberapa cara efektif untuk penguatan nilai-nilai Pancasila melalui media sosial.
Dengan dihadirkannya Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta sebagai salah satu narasumber, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI berharap upaya-upaya yang mereka lakukan nantinya untuk Penguatan Nilai-Nilai Pancasila mellaui Media Sosial dapat diterapkan dan berhasil diserap oleh masyarakat luas.