Pentingnya Penyelarasan Hati dan Otak untuk Menciptakan Pribadi yang Unggul.

Dalam rangka menyegarkan dan menguatkan jiwa serta pikiran dosen dan tenaga kependidikan Politeknik STIA LAN Jakarta, maka dilaksanakan kegiatan refreshment motivasi dengan tema “Ikhtiar dan Lingkungan Kerja Unggul”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dr. Aisah Dahlan, CHt.CM.NLP., secara online via Zoom, Senin 10 Januari 2022. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Kerja Politeknik STIA LAN Jakarta tahun 2022.

Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA., bersama 74 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, menguatkan program kerja di awal tahun dengan mendorong kemampuan otak dan hati untuk menjadi ASN yang Berakhlak berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Dokter Aisah Dahlan mengawali dengan menjelaskan mengenai otak manusia. Otak menjadi magnet paling utama di tubuh manusia. Salah satu pengatur emosi seseorang adalah otak yang merupakan inti dari tubuh. Otak pengatur emosi, dengan adanya dapat mengatur emosi. Dengan adanya emosi, maka tubuh bisa bergerak sesuai pengaturan. Para ahli mengatakan otak emosi paling tengah, itu yang membuat kita bergerak kalau emosi. Otak manusia memiliki bentuk dan sifat yang hampir sama dengan hewan mamalia dan reptil. Meski manusia dibentuk lebih sempurna oleh Allah SWT. Namun sifat hewan tetap ada dan kerap terlihat pada emosi yang timbul. Otak emosi sering disebut sebagai sistem limbik, sistem limbik juga ada pada hewan mamalia lain seperti ular yang sifatnya serang dan kabur. otak menjadi magnet paling utama di tubuh manusia.

Salah satu pengatur emosi seseorang ada pada otak yang memang menjadi inti dari tubuh manusia. Dengan adanya emosi, maka tubuh bisa bergerak sesuai pengaturannya.

“Otak emosi paling tengah, para ahli mengatakan itu otak inti manusia. Magnet kita. Itu yang membuat kita bergerak kalau emosi, tapi, kita tidak lantas melakukan sifat reptil terus-menerus, apalagi jika itu berkaitan dengan hal negatif. Otak manusia sudah mampu mengendalikan otak reptil tersebut.

“Sambungan (otak) ke atasnya adalah otak mamalia. lebih variatif emosinya, ada sedih, takut, buru-buru, ada sombong. Bahkan bukan hanya negatif, ada semangat menerima atau bersyukur kedamaian, itu yang positif,” kata dokter Aisah Dahlan.

Yang paling membedakan otak manusia dan hewan mamalia lainnya adalah area otak paling depan yang ukurannya lebih lebar. Di situ, yang membuat manusia lebih mampu berpikir secara jernih dan membedakan hal negatif dan positif.

Selanjutnya Dokter Aisah Dahlan menyampaikan (QS. Az-Zariyat: Ayat 23)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَوَرَبِّ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ اِنَّهٗ لَحَـقٌّ مِّثْلَ مَاۤ اَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَ
“Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.”

Demikian pula mengutip dari pendapat Elizabeth Towne, “Manusia adalah magnet, dan setiap detail yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan) nya sendiri”.

Untuk itu, kita harus membiasakan berpikiran positif seperti bersyukur dan berdoa.

Ceramah dokter Aisah Dahlan ini disambut antusias oleh para peserta yang banyak mengungkapan pertanyaan dan curhat hatinya, khususnya terkait dengan rumah tangga.

Semoga, dengan ceramah ini lebih meningkatkan semangat kerja yang unggul di Politeknik STIA LAN Jakarta.

Share this:
https://esdm.riau.go.id/web/logs1/